Ibu kuno di jaman tekno ?

Beberapa kali, status fesbukku memang berisi quote dari yang saya baca. Baik itu dari koran, buku, atau apa saja. Tanggapan teman, beragam. Ada juga quote yang nggak tertanggapi. Ya karena nulis status niatnya bukan cari tanggapan kan ? Yang pengen kuangkat adalah, salah satu respon teman. Di chatt, dia nanya, aku seneng ya ngutip quote. Terus,  dia menyarankan untuk mengaktifkan twitterku. Jadi follower orang-orang yang bagus untuk dikutip kata-katanya.

Aku berterimakasih atas atensi dan nasehatnya. Aku waktu itu cuma jawab, aku bukan type orang yang nempel gadget. Di rumah adalah waktu bersama anak-anak, bersama keluarga. Jadi aku buka sms, buka social networking, buka netbuk, semuanya dilakukan saat ‘me-time’. Waktu diluar aktivitas bersama anak-anak. Jelasnya, me time itu diwaktu anak-anak sudah tidur.

Si teman itu terbahak. Mungkin dia mengkasihani aku. Kuno bener nih. “gini, kita itu sebagai ibu, harus jadi charger bagi anak-anak dan keluarga. Otomatis, kita juga harus dicharge, ning”

O ya. Bagus sekali nasehatnya. Bagus sekali.

Tapi,..bukan cuma karena aku gak mau kedekatan dengan anak-anak terganggu dengan kemudahan teknologi, meski itu alasan utama . bukan juga cuma gak mau nempel gadget masalahnya. Bukan  Bukan juga karena aku menolak charge yang memang jelas kuperlukan (sapa sih yang gak perlu charge ? sombong banget orang yang gak perlu tambahan ilmu dan motivasi).

Tapi mengutip quote bagiku, bukan cuma copy paste. Dulu, ada teman yang sampai beli buku kumpulan kutipan seperti itu sebagai sumber motivasi. Saya juga pernah gugling nyari web kutipan. Tapi bacanya rasanya garing.

Itu karena saya biasanya ngutip, quotation dari tulisan panjang. Jadi saya tahu kenapa dia nulis seperti itu. Saya tahu maksut dari quotation tersebut, karena ada cerita di balik itu.

Kalau cuma copy paste, … terimakasih sarannya.

Tapi itu bukan saya. It’s not me,..

Tinggalkan komentar

Filed under opini ku

Tinggalkan komentar